Indonesia Saingi China – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, meresmikan fase pertama produksi dan rencana ekspansi fasilitas katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) oleh PT LBM Energi Baru Indonesia. Acara peresmian ini menandai langkah besar Indonesia dalam memperkuat posisinya di industri baterai global, yang selama ini didominasi oleh China.
Proyek LFP ini merupakan hasil dari kemitraan strategis antara Indonesia Investment Authority (INA) dan Changzhou Liyuan New Energy Technology Co. Ltd. (Changzhou Liyuan), salah satu produsen LFP terbesar di dunia. Kemitraan ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan internasional terhadap potensi industri Indonesia, tetapi juga menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam mengejar ketertinggalan di sektor energi terbarukan.
Investasi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan baterai LFP yang semakin meningkat, terutama dengan pesatnya adopsi kendaraan listrik (EV) secara global. Dengan beroperasinya fasilitas ini, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam rantai pasok baterai global, sekaligus menyaingi dominasi China di pasar baterai LFP.
Luhut: Indonesia Harus Ambil Peran Penting dalam Rantai Pasok Global
Dalam sambutannya, Menko Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk tidak lagi hanya bergantung pada ekspor bahan mentah. Ia menegaskan bahwa Indonesia harus memperkuat industri hilir dan berperan lebih besar dalam rantai pasok global. Langkah ini, menurut Luhut, adalah strategi penting untuk mempercepat kemajuan ekonomi Indonesia.
“Hilirisasi merupakan langkah strategis untuk mempercepat kemajuan Indonesia, khususnya di sektor kendaraan listrik (EV) yang akan mendominasi masa depan,” ujar Luhut dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024). Menurutnya, dengan mendorong pengembangan industri hilir, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alamnya dan menjadi bagian integral dari ekosistem global, terutama di sektor teknologi dan energi terbarukan.
Fasilitas produksi katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) ini berlokasi di Kendal Industrial Park (KIP), salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia dengan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Lokasi strategis ini diharapkan dapat mendukung pengembangan industri baterai LFP di Indonesia dan membuka peluang besar bagi negara ini untuk bersaing di pasar global.
Indonesia Jadi Salah Satu Produsen Katoda LFP Terbesar di Dunia
Dengan total investasi sekitar USD 200 juta, fasilitas produksi katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) yang baru diresmikan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksinya secara signifikan. Pada fase pertama, fasilitas ini akan memproduksi 30.000 ton katoda LFP, dan target tersebut akan meningkat menjadi 90.000 ton pada fase kedua, yang dijadwalkan dimulai pada tahun 2025. Ambisi besar ini menempatkan proyek tersebut sebagai salah satu produsen katoda LFP terbesar di dunia, di luar China.
LFP merupakan salah satu bahan utama dalam baterai litium-ion, bersama dengan Nickel Cobalt Manganese (NCM). LFP dikenal lebih efisien dari segi biaya dan sangat cocok digunakan pada kendaraan listrik serta penyimpanan energi. Dalam laporan Bain, diperkirakan bahwa permintaan global terhadap baterai akan meningkat hingga empat kali lipat antara 2023 dan 2030, dengan LFP diproyeksikan berkontribusi sekitar 35% dari total permintaan baterai.
Proyek ini menjadi langkah penting dalam kemitraan strategis antara Indonesia Investment Authority (INA) dan Changzhou Liyuan, dengan fokus pada bahan katoda LFP sebagai komponen bernilai tinggi dalam rantai pasok baterai global. Pada tahun 2030, pasar bahan aktif katoda LFP di Indonesia diperkirakan akan mencapai nilai sekitar USD 10 miliar, menjadikan Indonesia pemain kunci dalam transisi menuju energi bersih global.
Menurut Menko Luhut, “Proyek ini bukan sekadar pabrik, tetapi pondasi bagi ekosistem kendaraan listrik Indonesia. Dengan memproduksi baterai lithium, kita dapat memenuhi kebutuhan baterai hingga 3 juta kendaraan listrik di seluruh dunia.”
Indonesia Jadi Pemain Utama dalam Ekosistem Baterai Global
Ketua Dewan Direktur Indonesia Investment Authority (INA), Ridha Wirakusumah, menegaskan bahwa meningkatnya permintaan global terhadap Lithium Iron Phosphate (LFP), yang didorong oleh transisi menuju kendaraan listrik (EV) dan energi terbarukan, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem baterai global. Dengan membangun kemampuan produksi yang kuat, Indonesia siap untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat atas katoda LFP di masa depan.
Hal ini didukung oleh CEO Changzhou Liyuan, Shi Junfeng, yang menyatakan bahwa pengoperasian tahap awal PT LBM Energi Baru Indonesia sebagai produsen katoda LFP pertama di luar China akan memperkuat keamanan pasokan energi global. Ia juga menekankan bahwa kemitraan strategis antara China dan Indonesia dalam sektor energi baru merupakan langkah penting untuk kerja sama jangka panjang.
Indonesia, dengan posisi strategisnya, mampu mendukung transisi energi global melalui rantai nilai yang terintegrasi, mulai dari pemurnian hingga produksi kendaraan listrik. Seiring dengan pertumbuhan sektor kendaraan listrik di Indonesia yang diperkirakan mencapai 50% per tahun hingga 2030, kemitraan ini memperkuat komitmen untuk meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong solusi energi bersih di tingkat global.
Selain itu, fasilitas produksi ini diharapkan akan menciptakan lebih dari 2.000 lapangan kerja, di mana 92% di antaranya akan diisi oleh tenaga kerja lokal. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap pasar baterai global, tetapi juga mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.