Negara Ini Blokir GTA dan Counter-Strike, Ini Alasan di Baliknya

Negara Ini Blokir GTA – Salah satu negara di Asia Tengah, Tajikistan, telah memutuskan untuk melarang game populer seperti Grand Theft Auto (GTA) dan Counter-Strike di wilayahnya. Langkah ini diambil karena pemerintah menganggap bahwa kedua game tersebut dapat mempengaruhi perilaku generasi muda, mendorong mereka untuk melakukan berbagai macam tindakan kriminal.

Menurut pemerintah Tajikistan, game-game ini dianggap berpotensi memperburuk perilaku anak muda dengan mengajarkan kekerasan dan kegiatan ilegal. Mereka percaya bahwa pengaruh dari game seperti GTA dan Counter-Strike telah meningkatkan insiden kejahatan di kalangan remaja, sehingga pemblokiran dianggap perlu untuk melindungi masyarakat dan menjaga keamanan nasional.

Konten Kekerasan dan Tidak Bermoral: Alasan Tajikistan Melarang GTA dan Counter-Strike

Pemerintah Tajikistan memutuskan untuk melarang Grand Theft Auto (GTA) dan Counter-Strike karena keduanya dianggap mengandung konten kekerasan dan tindakan tidak bermoral. Menurut analisis yang dilakukan oleh ahli sejarah dan budaya di Kementerian Kebudayaan Republik Tajikistan, game buatan Rockstar dan Valve ini mengusung adegan pembunuhan, perampokan, dan tindakan kriminal lainnya, yang mereka anggap tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral negara tersebut.

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Tajikistan, mereka menyebutkan, “Warga negara, khususnya pemilik pusat permainan komputer, diberitahu bahwa sesuai dengan persyaratan undang-undang Republik Tajikistan, distribusi video dan permainan yang tidak etis dan berisi kekerasan sangat dilarang.” Hal ini dilaporkan oleh Dexerto pada Selasa (5/11/2024).

Sebagai tindak lanjut, kepolisian di ibu kota, Dushanbe, akan melakukan inspeksi dan penggerebekan ke sejumlah toko dan pusat komputer yang menjual atau menyediakan akses ke permainan ini. Pemerintah juga mengimbau orang tua untuk lebih waspada dan memastikan anak-anak mereka tidak terpapar oleh permainan yang dianggap mendorong tindakan kriminal. “Departemen Dalam Negeri di Dushanbe meminta seluruh pemilik pusat tersebut untuk tidak mengizinkan distribusi permainan tersebut di kemudian hari,” tambah pihak berwenang.

Larangan Game di Berbagai Negara: Dari Tajikistan hingga Turki

Tajikistan bukan satu-satunya negara yang memberlakukan larangan terhadap video game tertentu. Tahun ini, beberapa negara lain juga memberlakukan pembatasan pada game yang dianggap memiliki konten kekerasan, eksplisit, atau tidak sesuai dengan nilai budaya setempat.

Pada Agustus 2024, Turki memutuskan untuk memblokir akses terhadap game populer Roblox. Alasannya adalah kekhawatiran atas risiko eksploitasi anak. Laporan menunjukkan bahwa platform tersebut telah dimanfaatkan oleh predator untuk mendekati anak-anak, serta adanya kekhawatiran eksploitasi finansial terhadap pengembang muda yang berkontribusi di dalamnya.

Selain itu, pada Oktober 2024, Kuwait menolak rilis Call of Duty: Black Ops 6, sehingga pemain di negara tersebut mendapatkan pengembalian dana dari Activision. Meskipun alasan di balik penolakan ini belum dijelaskan secara resmi, langkah ini menambah daftar negara yang melakukan pembatasan terhadap video game dengan alasan budaya atau keamanan.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *